JAKARTA, PMII.ID-Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk turut menjaga kondusivitas Pemilu 2024 dan mencegah timbulnya hal-hal yang dapat mencoreng pesta demokrasi tersebut saat menerima kedatangan mereka di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023) pagi.
"Tidak ada arahan khusus, tapi secara umum kita menjaga kondusivitas pemilu jangan sampai banyak hal yang mencoreng pemilu ke depan," kata Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri setelah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Dalam pertemuan dengan Presiden, pria yang biasa Gus Abe ini menyatakan bahwa PMII menyampaikan kontribusi organisasi untuk turut mencerdaskan pemilih muda agar dapat berpartisipasi dalam Pemilu.
"Bahwa hari ini PMII setingkat rayon, komisariat cabang, di level provinsi, kalau kita hitung ribuan forum seperti seminar untuk mencerdaskan pemilih muda," katanya.
Gus Abe mengungkapkan bahwa pada Pemilu 2024, lebih dari 50 persen pemilih adalah pemilih muda. Ia menyebut, PMII ingin agar pemuda tidak hanya menjadi materi gimik politik, melainkan dapat menyumbang kontribusi yang signifikan dalam pesta demokrasi itu.
"Kita juga sampaikan komitmen PMII terhadap bangsa dan negara untuk tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian dan sebagainya," ujar dia.
Meskipun PMII menjalin komunikasi dengan Presiden, lanjut Syukri, namun organisasi itu akan tetap kritis dalam merespons isu-isu kebangsaan. PMII memiliki agenda rutin untuk selalu menjalin silaturahim kebangsaan dengan Presiden.
Kemudian Gus Abe menyebut bahwa PMII berharap pada peserta Pemilu 2024 dapat mengusung visi dan misi tentang kepemudaan seperti ketenagakerjaan bagi pemuda, dan pendidikan bagi pemuda.
"Harapannya besok kita banyak dilibatkan dalam konsolidasi organisasi, konsolidasi demokrasi, dan konsolidasi dalam kenegaraan dan kebangsaan," ucap Syukri yang terpilih menjadi Ketum PB PMII pada Maret 2021.
Dalam kesempatan bertemu Presiden Jokowi tersebut, PMII juga memberikan kajian berupa jurnal akademik terkait ibu kota Nusantara (IKN) setebal 350 halaman.
"Kami membuat jurnal akademik setebal 350 halaman yang mana ini membuktikan aktivis bisa berkontribusi terhadap pembangunan negeri pada masa mendatang," imbuhnya.