Gelar Ekonomic Talks, PB PMII: Digitalpreneur Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Jakarta, - Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menggelar Economic Talks volume 1 dengan mengusung tema "Digitalpreneur: Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Bangsa". Acara ini berlangsung di Gedung Joang '45, Menteng, Jakarta, dan menghadirkan narasumber inspiratif yang telah berkontribusi dalam dunia bisnis digital serta pembangunan ekonomi nasional, Kamis (27/02/2025).

Sejumlah pembicara terkemuka diundang untuk berbagi wawasan, di antaranya Tyovan Ari Wigdado, seorang pengusaha muda yang masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia serta menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyyin (HPN), Irma Muthoharoh, CEO PT. Ratu Thara Indonesia sekaligus Sekjen Asosiasi Pengusaha Kecil Menengah Mikro Nusantara, dan Ginda P. Siregar, Plt. Asisten Deputi Perluasan Pembiayaan Wirausaha di Kementerian UMKM RI. Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.

Ramadhan, Ketua PB PMII Bidang Ekonomi dan Investasi, membuka acara dengan menegaskan bahwa digitalpreneur merupakan sektor strategis dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Ia hadir bersama Sekretaris Bidang Ekonomi dan Investasi PB PMII, Hilful Fudhul, beserta jajaran Pengurus Besar PMII lainnya.

Dalam sambutannya, Ramadhan menyampaikan peran digitalpreneur dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, dengan menyoroti peluang sekaligus tantangan yang dihadapi para pelaku usaha digital di Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa Economic Talks ini menjadi bagian dari gerakan PMII mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan teknologi digital.

"Forum diskusi ini menjadi agenda besar PMII untuk turut serta memberikan pandangan strategis dalam mengembangkan bisnis berbasis digital dan memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi", ujar Ramadhan, kader PMII asal cabang Ciputat tersebut.


Dalam sesi diskusi, Ginda P. Siregar menyampaikan pentingnya membangun mindset entrepreneur di kalangan pemuda agar bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

"Tidak ada usaha yang berkembang tanpa ada sentuhan teknologi, tapi sentuhan teknologi itu tidak bisa jadi apa-apa kalau mindset-nya tidak ada," tuturnya.

Sementara itu, Tyovan Ari Wigado, memaparkan bahwa untuk menjadi seorang digitalpreneur, seseorang harus menguasai dasar-dasar yang diperlukan dalam digitalpreneur.

"Ilmu dasar yang harus kita kuasai kalau kita mau menjadi digitalpreneur, ibarat orang mau perang kita harus nyiapin senjata, basoka, pistol, pedang dan lainnya. Kalau di digital, peralatan perangnya ini adalah tools seperti Facebook, Instagram, YouTube, SEO, ads dan lainnya," jelasnya.

Selain itu, Irma Muthoharoh mendorong peran generasi muda dalam mendukung UMKM melalui lima aspek utama, yaitu digitalisasi dan teknologi, akses permodalan, ekosistem dan kolaborasi, advokasi kebijakan, serta pengembangan inovasi produk.

"Kelima aspek ini sangat mungkin dilakukan oleh para aktivis atau anak muda. Karena mereka yang dekat dengan teknologi, relasi digitalpreneur yang luas, serta aktif dalam mengadvokasi kebijakan" tuturnya.