TANGERANG, (PMII.ID)-Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menggelar Sekolah Pergerakan Nasional (SPN) di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (23/9/2023).
Kegiatan ini menghadirkan Ketua Umum PB PMII, Muhammad Abdullah Syukri, Ketua Majelis Pembina Nasional (Mabinas) PB PMII, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) dan Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni PMII, Muhammad Hanif Dhakiri sebagai pembicara.
Ketua Panitia Sekolah Pergerakan Nasional PB PMII Yogi Apendi mengatakan, kegiatan SPN ini bertujuan untuk memperkokoh ideologi dan semangat gerakan, serta memperkuat kapasitas kader-kader PMII dalam menjawab tantangan zaman.
Menurut dia, kader PMII merupakan kekuatan penggerak kemajuan bangsa dan sumber kaderisasi kepemimpinan yang akan melanjutkan kepemimpinan di banyak sektor, termasuk kepemimpinan di ruang pemerintahan.
Dia menegaskan, kader-kader PMII dididik untuk penjadi pelopor perubahan kemajuan dan menjadi pemimpin di segala sektornya. Artinya, kata dia, kader PMII harus memiliki kefahaman ideologi dan semangat gerakan yang kokoh, serta miliki kapasitas yang mempuni untuk menjawab segala tantangan.
“Kader-kader PMII harus mampu menjadi kekuatan pelopor, penggerak perubahan peradaban ke arah yang lebih maju, serta menjadi menjadi pemimpin di setiap sektornya. Maka, prasyaratnya adalah Kader-kader PMII harus memiliki kekokohan ideologi dan semangat gerakan, serta memiliki kapasitas untuk menjadi kekuatan pelopor dan memimpin perubahan tersebut," ujarnya.
Memperkuat Nalar Kritis dan Soliditas Kader
Tak hanya itu, Yogi mengungkapkan bahwa Sekolah Pergerakan Nasional (SPN) yang digelar PB PMII juga memiliki tujuan untuk memperkuat nalar kritis dan soliditas kader.
Sebagai Pelopor Perubahan, kader PMII harus memiliki nalar kritis sehingga mampu membedah setiap persoalan secara objektif serta memiliki solusi atas persoalan tersebut. Selain nalar kritis, solidaritas kader sangatlah diperlukan agar semua tujuan PMII bisa tercapai.
“Modal PMII hanya nalar kritis, karena dari sanalah ide-ide brilian akan untuk kemajuan bangsa dan negara akan lahir. Selain itu, PMII harus solid, bukan hanya memperkuat soliditas internal PMII, tapi juga menjadi kekuatan yang mengkonsolidasikan persatuan nasional," ucapnya.
Yogi mengajak kader-kader PMII bisa menjadi pelopor dalam menggalang persatuan nasional sesama bangsa Indonesia, karena tanpa persatuan nasional, perubahan dan kemajuan akan sulit tercapai.
Kepemimpinan Nasional
Embrio pergerakan PMII yang lahir tahun 1960 sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Karenanya, PMII memegang mandat sejarah kepemimpinan bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Yogi, saat ini, tugas PMII bukan hanya menjadi kekuatan pendorong terciptanya keadilan dan kesejahteraan, tapi juga memimpinnya. Salah satu mandatnya adalah memegang tampuk kepemimpinan nasional.
Dari masalah-masalah yang telah disebutkan, SPN akan terus dilakukan untuk memperkuat, mendiskusikan, merumuskan dan mendialogkan arah perjuangan PMII kedepan.
“Para leluhur dan pendahulu PMII mendirikan dan terlibat mengurus negara ini sebagai salah satu jalan untuk mempercepat tercapainya keadilan dan kesejahteraan rakyat, sebagai mana tujuan PMII, sehingga PMII, baik secara individu ataupun organisasi memiliki mandat untuk terlibat mendorong, mengurus dan memimpin negara ini” pungkasnya.
Acara Sekolah Pergerakan Nasional dihadiri para pengurus harian PB PMII, para Ketua dan Pengurus PKC, Cabang, Komisariat dan Kader dari Wilayah Banten, Ciputat, Jakarta, dan Jawa Barat. Kegiatan ini diisi dengan pemaparan materi tentang Visi Pergerakan PB PMII, Ideologi dan Cita-cita Perubahan Nasional, dan Strategi PMII untuk menjadi pelopor serta mampu menjawab tantangan zaman. Kegiatan ini akan diselenggarakan selanjutnya dibeberapa Kota Besar se Indonesia.