Soroti Pernyataan Hasan Nasbi, PB PMII: Pejabat Krisis Etika


Jakarta – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Bidang Media, Teknologi, dan Digital, Muhammad Ainul Yaqin, menyoroti pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan RI, Hasan Nasbi, yang menanggapi insiden teror kepala babi terhadap jurnalis Tempo dengan pernyataan "sudah dimasak saja."

Yaqin menilai pernyataan tersebut menunjukkan krisis etika di kalangan pejabat pemerintah. "Sebagai Kepala Komunikasi Kepresidenan, tidak sepatutnya ia bercanda atas peristiwa serius seperti ini. Pernyataan Hasan Nasbi mencerminkan sikap pejabat yang krisis etika dan tidak memiliki rasa hormat terhadap kebebasan pers," ujar Yaqin dalam keterangannya, Minggu (23/3/2025).

Menurutnya, sikap Hasan Nasbi bukan sekadar lelucon yang tidak pada tempatnya, tetapi juga cerminan dari pola komunikasi pejabat negara yang abai terhadap demokrasi. "Apa yang dilakukan Hasan Nasbi ini adalah bentuk pengejawantahan dari sikap Presiden Republik Indonesia. Jika seorang pejabat tinggi bisa bersikap demikian, bagaimana dengan pejabat lain di bawahnya?" tegasnya.

PB PMII menegaskan bahwa insiden teror kepala babi kepada jurnalis bukanlah hal yang bisa dipandang remeh. Yaqin menuntut pemerintah dan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Kami meminta pemerintah untuk serius menangani teror ini. Ini bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga ancaman terhadap kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia," pungkasnya.

Peristiwa teror kepala babi terhadap jurnalis Tempo ini terjadi pada hari kamis (20/03). Hingga saat ini, insiden teror kepala babi terus menjadi perhatian publik dan menambah kekhawatiran terhadap perlindungan jurnalis di tanah air.