Oleh: Lubis, S.H., M.H.*
*Wakil Bendahara Umum PB PMII
Jakarta, - Dalam perjalanan panjang kaderisasi organisasi kemahasiswaan, terutama di tubuh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kita mengenal dua semangat utama: intelektualitas dan keberpihakan terhadap rakyat. Namun di Era Baru, era di mana PMII di bawah kepemimpinan sahabat Shofiyullah Cokro, saatnya kita menambah satu elemen penting dalam formulasi perjuangan: kemandirian ekonomi.
Organisatoris bukan hanya mereka yang piawai berdebat, menyusun strategi aksi, atau membuat program. Di zaman sekarang, seorang organisatoris juga dituntut mampu membaca peluang, menyusun ekosistem usaha, dan memimpin unit-unit bisnis yang menopang perjuangan jangka panjang. Dunia usaha bukanlah medan yang harus dijauhi, tetapi justru harus dilirik, dijelajahi, dan dikembangkan.
Mengapa dunia usaha penting?
Karena kemandirian organisasi tidak mungkin dibangun di atas ketergantungan. Kita butuh model-model pembiayaan yang lahir dari aktivitas produktif, bukan hanya proposal dan donasi. Kita butuh kader-kader yang bukan hanya mampu memimpin aksi, tetapi juga mengelola koperasi, UMKM, bahkan start up teknologi. Itulah wajah organisatoris di Era Baru.
Sebagai Wakil Bendahara Umum PB PMII, saya memandang bahwa peran strategis bendahara bukan hanya pada menjaga neraca keuangan organisasi, tetapi juga sebagai motor penggerak kemandirian usaha. Maka dari itu, saya mengajak seluruh kader PMII, khususnya di tingkat cabang dan komisariat, untuk mulai melirik dunia usaha sebagai bagian dari pengabdian. Berwirausaha adalah juga bagian dari perjuangan.
Dari ruang rapat ke ruang usaha. Dari panggung orasi ke meja bisnis.
Bukan untuk meninggalkan idealisme, tetapi untuk memperkuatnya. Karena perjuangan tidak cukup hanya dengan semangat, ia perlu logistik, perlu infrastruktur, dan perlu perencanaan jangka panjang. Semua itu hanya bisa dicapai jika kita juga menguasai sektor ekonomi.
Saya percaya, kader PMII adalah kader yang utuh. Bisa menjadi intelektual, organisatoris, dan pengusaha. Inilah Era Baru, era di mana perjuangan harus lebih cerdas, lebih mandiri, dan lebih berdampak.